Kamis, 30 Mei 2013

Indahnya Cendrawasi Merah

Klasifikasi  :

Kingdom       : Animalia
Phylum          : Chordata
Class             : Aves
Ordo             : Passeriformes
Familia           : Paradisaeidae
Genus            : Paradisaea
Species          : Paradisaea rubra



Deskripsi

Cendrawasih merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari marga Paradisaeidae. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa berukuran sekitar 72cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.

Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan. Merupakan endemik dari Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.

Cendrawasih merah adalah species poligami. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cendrawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.

 

Cendrawasi Merah Menghuni hutan dan tepi dataran rendah  serta perbukitan sampai ketinggian 600 mdpl. Sering bergabung dengan kawanan Pitohui karat. Seringkali mengeluarkan kokokan sambil bersembunyi di dalam kanopi hutan. Status mereka kini terancam punah.
Burung jantan mempertunjukkan ritual menarik pasangan pada musim berbiak, beberapa pejantan berkumpul dan menari bersama di lokasi tertentu yang disebut ‘lek’. Lokasi lek biasanya berada pada pohon besar dengan dahan atas berdaun sedikit. Ritual perkawinan umumnya berlangsung sore hari, melibatkan tiga fase display yang berbeda, diakhiri dengan fase kopulasi.
Jumlah telur 1-2 butir, diletakkan pada sarang yang dibangun oleh betina. Telur dierami selama 14-17 hari, dan burung muda mulai bisa meninggalkan sarang pada 15-20 hari setelah menetas.. Memakan buah (termasuk buah pohon Ara atau Beringin Ficus spp.) dan artropoda dengan cara yang mirip dengan cara makan burung pelatuk di dahan-dahan dan batang pohon.

Selain Cendrawasi Merah juga terdapat Beberapa jenis cendrawasih yang dapat ditemui di Indonesia, yakni cendrawasih gagak (Lycocorax pyrrhopterus), cendrawasih panji (Pteridophora alberti), cendrawasih kerah (Lophorina superba), cendrawasih paruh-sabit kurikuri (Epimachus fastuosus), cendrawasih botak (Cicinnurus respublica), cendrawasih raja (Cicinnurus regius), cendrawasih belah rotan (Cicinnurus magnificus), cendrawasih bidadari halmahera (Semioptera wallacii), cendrawasih mati kawat (Seleucidis melanoleuca), cendrawasih kuning kecil (Paradisaea minor), cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda), cendrawasih raggiana (Paradisaea raggiana).

Sumber :
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Cenderawasih_merah
  • http://www.beritaunik.net/top-10/10-burung-cendrawasih-terindah-di-dunia.html
  • http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/cendrawasih-merah/
  • http://www.sainsindonesia.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=525:cendrawasih-merah&catid=30&Itemid=135

Rabu, 29 Mei 2013

Kuda Belang, Zebra Namanya


Klasifikasi

Kingdom          : Animalia
Phylum             : Chordata
Class                : Mammalia
Ordo                : Perissodactyla
Famili               : Equidae
Genus               : Equus
Species             : Equus Sp


Deskripsi                       

Zebra merupakan hewan dari familia Equidae yang tubuhnya berbelang-belang hitam dan putih. Habitat hewan ini tersebar di Afrika Selatan, Afrika Barat, dan Afrika Timur. Ada tiga jenis zebra yaitu zebra gunung (Equus zebra), zebra dataran (Equus quagga) dan zebra primitif (Equus grevyi).

Belang-belang pada tubuh zebra dapat membantu sistem pertahanan zebra terhadap predator. Belang zebra dapat membingungkan predator. Zebra memiliki "warna disruptif" seperti beberapa katak pohon dan ular belang. Belang pada tubuh zebra memecah kontur rata hewan, menyamarkan bentuk asli zebra. Ketika zebra bergerak, pola itu lebih membingungkan lagi. Berbeda dengan kuda polos biasa. Zebra memiliki garis hitam yang berbeda antara satu dan yang lainnya hal ini mempermudah untuk membedakan satu dengan yang lainnya. Pada umumnya zebra menempati padang rumput, mulai dari padang rumput terbuka tanpa pepohonan sampai padang rumput di pinggir hutan. Zebra Burchell terdapat di Afrika Timur, zebra Grevy terdapat bagian utara Kenya, sedangkan zebra Equus terdapat di Afrika bagian selatan.

terdapat beberapa jenis zebra , zebra yang paling besar adalah zebra Grevi. Tinggi sampai bahunya kira-kira 1,5 meter. Jenis ini hidup di Afrika bagian timur. Jenis paling kecil adalah zebra gunung yang tingginya 1,2 meter. Zebra hidup di pegunungan dan dataran pantai di sebelah barat daya Afrika.

Zebra adalah binatang yang suka merumput. Zebra diburu oleh binatang pemakan daging seperti singa dan macan tutul. Seekor zebra jantan mencoba melindungi anaknya dengan cara menarik perhatian hewan yang menyerangnya lalu melarikan diri. Kadang-kadang seekor zebra dapat mengusir penyerangnya dengan menyepakkan kuku kakinya yang kuat. Salah satu perlindungan yang dimiliki zebra terhadap hewan-hewan ganas ini adalah kulitnya yang bergaris-garis, yang merupakan penyamaran sehingga ia sukar dilihat. Pada jarak jauh di lapangan terbuka, garis-garis itu membaur dengan pola-pola cahaya dan bayangan. Zebra juga mendapat perlindungan dalam jumlah yang banyak. Zebra hidup dalam kawanan bejumlah sampai 1000 ekor. Seekor anak zebra harus bergabung dengan kawanannya.

Zebra hidup dalam kelompok- kelompok kecil , terdapat 2 jenis kelompok zebra yaitu kelompok pertama yang terdiri dari seekor pejantan dan beberapa ekor betina serta anak-anaknya, pejantan bertugas menjadi pemimpin kelompok dan jika pejantan meninggalkan kelompoknya maka para betinanya akan tetap bersama hingga ada pejantan lain yang mengambil alih kelompok tersebut. kelompok kedua yaitu kelompok pejantan-pejantan muda yang belum kawin dan biasanya kelompok ini bersifat sementara.

salah satu manfaat zebra membentuk kelompok adalah untuk mempertahankan diri dari predator seperti singa dan cheetah. zebra memilih hidup di padang rumput yang luas aagar dapat memperhatikan sekitar jika ada pemangsa yang mendekat , selain itu padang rumput yang luas juga menyediakan makanan yang banyak bagi mereka.

Zebra tidak mempunyai masa kawin yang tentu, zebra bisa kawin kapan saja. tetapi biasanya zebra kawin pada musim penghujan waktu setempat. waktu kehamilan zebra rata-rata adalah 1 tahun. bila sudah waktunya untuk melahirkan , maka induk zebra akan menjauh dari kelompoknya untuk melahirkan bayinya. sama dengan bayi kuda , bayi zebrasudah dapat berdiri tidak lama dari waktu ia di lahirkan. induk zebra akan menyusui anaknya selama 7 sampai 11 bulan.

Demikian postingannya semoga bisa bermanfaat bagi semuanya :)) Gomawo :))

Sabtu, 18 Mei 2013

Rhizopus oryzae

Kingdom         : Fungi
Phylum            : Zygomycota 
Class                : Zygomycetes
Ordo                : Mucorales
Familia            : Mucoraceae
Genus              : Rhizopus
Species            : Rhizopus oryzae
Dalam klasifikasi Rhizopus oryzae masuk kedalam familia mucoraceae yang termasuk dalam kelompok kapang. Rhizopus oryzae mempunyai ciri-ciri yaitu merupakan Koloni berwarna putih yang berangsur-angsur menjadi abu-abu, Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora), Rhizoid pada Rhizopus oryzae tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora, sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak, Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar, Sporanya berbentuk bulat, oval atau berbentuk elips atau  silinder. Suhu optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif.
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan fusi hifa(+)dan hifa(-) membentuk progamentangium.Progamentangium akan membentuk gametangium. Setelah terbentuk gamentangium, akan terjadi penyatuan plasma yang disebut plasmogami.Hasil peleburan plasma akan membentuk cigit yang kemudian tumbuh menjadi zigospora.Zigospora yang telah tumbuh akan melakukan penyatuan inti yang disebut kariogami dan akhirnya berkembang menjadi sporangium kecambah.Didalam sporangium kecambah setelah meiosis akan terbentuk spora(+)dan spora(-)yang masing-masing akan tumbuh menjadi hifa(+) dan hifa(-). Rhizopus oryzae hidup di tanah yang lembab atau sisa organisme mati. Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease. Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Pada tempe jamur Rhizopus oryzae mengalami fermentasi. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan. Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Pada dasarnya proses pembuatan tempe merupakan proses penanaman mikroba jenis jamur Rhizopus sp pada media kedelai, sehingga terjadi proses fermentasi kedelai oleh ragi tersebut. Hasil fermentasi menyebabkan tekstur kedelai menjadi lebih lunak, terurainya protein yang terkandung dalam kedelai menjadi lebih sederhana, sehingga mempunyai daya cerna lebih baik dibandingkan produk pangan dari kedelai yang tidak melalui proses fermentasi. Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahankimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare.
Selama proses pembuatan tempe terjadi perubahan materi, yaitu perubahan fisika dan kimia yaitu: Perubahan fisika ditandai dengan perubahan wujud atau fase zat yang umumnya bersifat sementara dan struktur molekulnya tetap. Sedangkan perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat yang jenisnya baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia.
Adanya perubahan suhu, yaitu selama proses inkubasi tempe . Perubahan kimia yang terjadi pada proses pembuatan tempe adalah pada saat inkubasi. Pada saat itu terjadilah reaksi fermentasi. Proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Rhizopus sp menghasilkan energi. Energi tersebut sebagian ada yang dilepaskan oleh jamur Rhizopus sp sebagai energi panas. Energi panas itulah yang menyebabkan perubahan suhu selama proses inkubasi tempe. Selain terjadi perubahan suhu, selama proses inkubasi tempe juga terjadi perubahan warna, dan munculnya titik- titik air yang dapat diamati pada permukaan dalam plastik pembungkus tempe.
Pada awal pengamatan, kedelai pada tempe seperti berselimut kapas yang putih. Tetapi dengan bertambahnya masa inkubasi, mulai muncul warna hitam pada permukaan. Perubahan warna ini menunjukkan adanya reaksi kimia pada proses inkubasi. Jamur Rhizopus sp tergolong makhluk hidup. Oleh karena itu ia juga melakukan respirasi. Respirasi merupakan reaksi kimia atau perubahan kimia. Salah satu zat yang dilepaskan dari peristiwa respirasi adalah gas karbondioksida dan uap air. Uap air itulah yang menyebabkan permukaan dalam plastik pembungkus tempe basah oleh titik-titik air. Sebuah reaksi kimia tidak selalu menunjukkan seluruh ciri reaksi tersebut. Kadang, reaksi tersebut hanya menunjukkan salah satu atau beberapa ciri saja. Fermentasi merupakan tahap terpenting dalam proses pembuatan tempe. Menurut hasil penelitian pada tahap fermentasi terjadi penguraian karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa lain dalam kedelai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil sehingga mudah dimafaatkan tubuh. Pada proses fermentasi kedelai menjadi tempe terjadi aktivitas enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik, yang diproduksi oleh kapang Rhizopus sp. Pada proses pembuatan tempe, sedikitnya terdapat empat genus rhizopus yang dapat digunakan. Rhizopus oligosporus merupakan genus utama, kemudian Rhizopus oryzae merupakan genus lainnya yang digunakan pada pembuatan tempe Indonesia.
Produsen tempe di Indonesia tidak menggunakan inokulum berupa biakan murni kapang Rhizopus sp., namun menggunakan inokulum dalam bentuk bubuk yang disebut laru atau inokulum biakan kapang pada daun waru yang disebut usar. Pada penelitian ini dipelajari aktivitas enzim-enzim a-amilase, lipase dan protease pada proses fermentasi kedelai menjadi tempe menggunakan biakan murni rhizopus oligosporus, rhizopus oryzae dan laru. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe yaitu :
1.      Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
2.      Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.


3.      Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.
4.      Keaktifan Laru
Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya. Karena itu pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan. Untuk membeuat tempe dibutuhkan inokulum atau laru tempe atau ragi tempe. Laru tempe dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk tepung atau yang menempel pada daun waru dan dikenal dengan nama Usar. Laru dalam bentuk tepung dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada bahan, dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan untuk sporulasi dapat bermacam-macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau umbi-umbian. Berdasarkan atas tingkat kemurniannya, inokulum atau laru tempe dapat dibedakan atas: inokulum murni tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni campuran. Adapun perbedaannya adalah pada jenis dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan dalam laru tersebut. Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus, atau kapang dari jenis Rhizopus oryzae.
Dan pada tempe juga terdapat kandungan senyawa kimia yaitu sebagai berikut :
1. Asam Lemak
Kandungan lemak pada tempe secara umum sebanyak 18-32%. Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
2. Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
3. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe.Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
4. Anti Oksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.
5. Protein
Kandungan protein pada tempe sebanyak 35-45%
6. Karbohidrat
Kandungan karbohidrat pada tempe sebesar 12-30%
7. Air
Kandungan air pada tempe sebesar 7 %.

Sumberr :

Pembelahan Sel

Pembelahan sel adalah suatu proses yang membagi satu sel induk menjadi dua atau lebih sel anak. Pembelahan sel biasanya merupakan bagian kecil dari suatu siklus sel yang lebih besar.

Pada pembelahan sel terdapat beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
a.Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
b.Meiosis merupakan cara pembelahan sel yang khusus,terjadi pada waktu pematangan sel-sel benih,yang membagi kromosom menjadi setengah, oleh karena jumlah kromosom dari satu generasi kegenerasi berikutnya harus selalu tetap maka kromosom dalam gamet harus diproh dan tidak ada sel didalam tibuh kita yang mampu melakukan pembelahan semacam ini kecual sel kelamin saja. Pembelahan meiosis meliputi 2 tahap yaitu meiosis 1 dan meiosis ke 2. Berikut adalah tahapan pada proses meiosis :
· Meiosis 1

  1.Interfase I
Interfase I pada meiosis sama seperti interfase pada pembelahan mitosis.

2. Profase I
Profase pada meiosis I berlangsung lama dan amat rumit. Pada profase I dibagi menjadi 5 stdium yaitu :
a) Leptonema yaitu kromosom diploid yang jumlahnya 4 nampak sebagai benang panjang,tunggal dan tipis.
b) Zigonema yaitu keempat benang tersebut saling berdekatan dan membentuk satu pasangan yang disebut sinopsis.
c) Pakhinema yaitu kromosom menjadi pendek dan tebal
d) diplonema yaitu masing-masing kromosom membelah memanjang sehingga terbentuk kromatid karena kromosom nya 4 maka disebut tetrat.
e) Diakinasek yaitu kromatid-kromatid yang tak serupa yang berbeda sentromirnya dapat melakukan persilangan, tempat berlangsungnya persilangan disebut khiasma. Di tempat khiasma ini kromatid akan putus dan segmen dari satu kromatid akan bersambung dengan potongan kromatid yang lain, peristiwa penukaran kromatid semacam ini disebut “
crossing over”.dengan adanya pindah silang terjadilah penukaran gen-gen sehingga terbentuklah kombinasi baru.

3. Metafase I

Kromosom-kromosom yang berpasangan menempatkan diri di bidang ekuator dari sel,dinding intisel menghilang .kromosom dalam keadaan diploit, dalam arti lain metafase 1 sama pada metafase pada mitosis.

4. Anafase I
Kromosom –kromosom bergerak menuju kutup sel yang berlawanan ,anafase 1 ini pun sama dengan anafase pada mitosis.

5. Telofase I
Terbentuk 2 sel anakan baru yang memilii kromosom setengah dari jumlah kromosom sel asalnya. Ini lah yang disebut pembelahan reduksi dimana sel anakan hanya memiliki satu kromosom dari kromosom yang homolog.
·        Meiosis 2
1. Fase interfase pada tahap ini hampir-hampir tidak ada.

2. Profase II
terbentuk gelendong, sentriol sel
anak berpindah menuju kutup sel yang berlawanan.

3. Metafase II
Sama seperti metafase 1 dinding inti sel menghilang terbentuk gelendong sintetik,kromosom menempatkan diri pada bidang ekuator.sentromer membelah dan pasangan kromosom homolog(semula disebut kromatid).

4. Anafase II
Kromosom bergerak menuju kutup sel yangberlawanan.

5. Telofase II
Ini merupakan fase terakir dari meiosis 2,terbentuk 4 anak inti baru,dengan sebuah kromatid dari tiap tetrad sehingga jumlah kromosomnya haploid,jadi selama pembelahan meiosis 2 tidak terjadi reduksi, melainkan pembelahan biasa.
c.Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.

1.Profase

pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid.

2.Metafase

pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom /kromatid mudah diamati dan dipelajari.

3.Anafase

pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub pembelahan sel.

4.Telofase

pada tahap ini terjadi peristiwa Kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan Sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).